Kata Makian

Manusia memang belum lama memakai bahasa verbal. Namun, ragam bahasa berkembang pesat. Melesat melebihi kemampuan spesies lainnya. Salah satu bentuk bahasa yang cukup populer adalah kata makian.

Pertanyaannya dari mana saja seseorang bisa mengetahui dan belajar bentuk budaya yang dirasa kurang berbudaya tersebut.

Pertama, kita hidup di tengah banyak orang. Tidak semua orang suka memaki. Meskipun begitu bila ada kejadian tidak mengenakkan, sesuci apa pun, orang bisa saja kelepasan memaki. Sebagai insan yang belajar dari meniru, hal memaki pun bisa ditiru dengan mudah.

Kedua, menonton film Hollywood atau pun sinetron produksi anak negeri bisa menambah kosakata kata makian. Mulai dari F**K hingga “sialan”.

Ketiga, modifikasi intonasi dari terminologi yang sudah jamak diketahui orang. Semisal, “anak haram” artinya sesederhana “anak yang lahir dari hubungan tidak sah” yang mulai populer belakangan ini karena pergaulan yang kian bebas dan longgar – baik moral dan celananya. Namun, dengan intonasi, orang bisa marah-marah bila ada orang yang mengatakan dirinya “anak haram”. Begitu juga dengan “pelacur” yang banyak dicari-cari lelaki hidung belang di kawasan Dolly dan daerah lampu merah eks Kramat Tunggak.

Keempat, modifikasi arti yang berasal dari nama binatang kesayangan atau ternak yang bisa dimakan. Contohnya, “babi”, “anjing”, “bunglon” atau “cacing”. Namun, hingga sekarang belum ada yang dimaki dengan “kelinci”, “ubur-ubur” atau “cumi-cumi”. Justru hewan-hewan ini akan membuat yang dimaki akan terpingkal-pingkal.

Kelima, manusia terkenal sebagai insan yang kreatif. Kata makian bisa-bisanya berasal dari kata yang tak bermakna. Contohnya, “gokil”.

Apakah Anda sudah memaki orang hari ini? Atau diri sendiri? Semoga tidak.

6 respons untuk ‘Kata Makian

  1. iya, pantek itu kata makian dari bahasa minang.
    itu adalah kata makian paling kasar bagi orang minang, melebihi kata anjing atau pun babi.

    Suka

Tinggalkan komentar