Sumpah Pocong dan Video Striptis

Film Sumpah Pocong di Sekolah rupanya menjadikan adegan striptease dalam film tersebut sebagai faktor melariskan film hantu. Trik klise semacam ini sudah pasti menuai hasil yang memuaskan. Penonton yang sudah jenuh melihat berbagai bentuk hantu-hantuan mungkin ikut tertarik menonton film ini karena ada ‘faktor plus’, yaitu adegan panas.

Coba saja lihat trailer Sumpah Pocong di Sekolah. Menuntun penonton, terutama yang muda-muda, memfokuskan perhatian pada adegan buka-bukaan daripada potongan adegan mengerikan yang sudah tak lagi menyeramkan.

Apakah film akan terkena cekal karena memperlihatkan adegan yang sepertinya ‘menuai kecaman’ dari masyarakat luas? Apalagi saat Detik melangsir artikel bertajuk Video Striptis ‘Sumpah Pocong di Sekolah’ Beredar.

Dapat dipastikan begitu banyak orang yang penasaran akan mencari video yang menampilkan lanjutan adegan panas tersebut. Entah ini sekedar rekayasa, memang ada yang iseng atau sejenis syuting film yang kebablasan. Ada berbagai versi, dua videonya dapat dilihat di video 1 dan video 2.

Publik yang akan menilai video-video yang tersebar tersebut. Entah menghakimi, menyukai, menyalahkan, memaklumi atau pun mengasumsikannya sebagai hal yang netral adanya. Bukankah kita hidup di era di mana berbagi konten, terlepas dari apa yang dibagi, sangatlah mudah. Ditambah dengan komunikasi masal ‘dari mulut ke mulut’.

36 respons untuk ‘Sumpah Pocong dan Video Striptis

  1. This video has been removed due to terms of use violation.

    Kena UU ITE tuh sama si Google hehehe…

    Sempat nonton sih sampe selesai tadi pagi… ternyata kacau banget ya… siapa sih sutradaranya? Kaya’nya bekas sutradara film porno deh :)

    Suka

  2. yah…gini ini orang Indonesia.gimana bisa maju, tiap waktu dicekoki tontonan-tontonan ga mutu. seneng ya kalo bikin orang Indonesia tambah bodoh?? udah makin miskin..makin bodoh lagi…ckk…ck..ck…kalo ga mampu bikin film bagus mending ga usah bikin deh, dari pada bikin pembelajaran yang makin buruk..dosa tau..nyeret orang ke arah keburukan…mikir..atuh..mikir…

    Suka

  3. gimana Indonesia mau maju,,, generasi mudanya aja dikasih dicekokin film2 yang ga bermanfaat….kasian gw…..
    Pemerintahnya juga sich yg ga tegas….

    Suka

  4. saya sependapat dengan saudara yanznoer,
    sudah sejak lama orang2 perfilm-an Indonesia memang kurang memperhatikan hal semacam ini ( walaupun tidak semua). Yang terpenting profit. Industri mas. namanya juga “Industri” Perfilman. coba simak film (misal) 40 hari bangkitnya pocong atau apa lah itu judulnya. sutradaranya lumayan beken, artisnya jempolan meski kelas sinetron, serem? enggak, pesan moral? klise, ampang… ga mutu.
    ya begitulah, sampai seterusnya akan tetap begitu. sudah sistem.

    Suka

  5. Tapi ingat, ini di Indonesia. kebebasan berkespresi terbatasi oleh aturan, serta hal2 lain yg bersifat budaya dan agama. Mereka juga punya hak untuk dihormati. toleran dong.

    Suka

  6. sepertinya kalo gak nyerempet ke hal-hal masalah umbar sex, film indonesia masih juga belum bisa laris,…
    katanya sih mas, tuntutan selera masyarakat,….

    Suka

  7. menarik untuk ditarik kesimpulan dari komentar-komentar di atas. bahwasannya, komentar-komentar di atas pun sudah menunjukkan opini mereka masing-masing. ada yang setuj. ada yang tak setuju.

    @yuhendrablog:
    memang benar bila tak ada mengumbar seks maka tak laris. maklum, bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan seks memang laris manis.

    Suka

  8. Sepertinya kembali ke film-film hantu di era tahun 80’an dimana ceritanya dibumbui dengan adegan panas, perkosaan, dsb. dan trik ini ternyata berhasil menyedot penonton terutama kawula muda yang memang sedang “bergairah”, namun efeknya adalah terjadinya dekadensi moral yang memprihatinkan. Bagaimana tindakan yang akan dilakukan Pemerintah untuk menghindari hal ini ?

    Suka

Tinggalkan komentar