Berkomentar di WordPress

Waktu jaman ramai-ramainya blogging pada beberapa tahun yang silam, baik blogger dan pembaca pada umumnya suka dan rajin tinggalkan pesan komentar di laman blog yang mereka kunjungi. Pemilik blog pun tak kalah rajinnya membalas komentar. Komentar di blog menjadi tempat bertukar pesan, opini, pemikiran dan bahkan mulai saling mengenal. 

Kemudian jejaring sosial media datang. Diikuti oleh merebaknya pemakaian pesan instan. Yang lebih praktis karena relatif lebih mudah dan lebih cepat diakses melalui ponsel. Baik ponsel yang canggih maupun yang jadul. 

Sekian banyak blog menjadi pasif. Postingan berkurang karena para blogger memilih media yang lebih praktis untuk tuangkan pemikiran dan perasaannya di jejaring sosial media dan pesan instan. Makin lama makin banyak blog yang menjadi dormant. Mati suri. Masih ada di Internet tapi tak lagi ada pembaruan postingan. 

Kalau laman blognya berkurang, komentar-komentar di blog pun ikutan makin jarang. Memudar lalu hampir menghilang. Bila dulu laman blog yang biasa-biasa saja bisa memiliki 3 – 10 komentar, kini satu atau dua komentar pun jarang ada. Bahkan seringkali tiada. 

Apakah blogging sudah mati? Tentu tidak. Banyak blog-blog — baik amatiran atau profesional — yang masih aktif. Bahkan kualitasnya bertambah baik. Blog-blog pun mendapatkan pembaca dan pengunjung melalui penggunaan jejaring sosial media dan pesan instan.

Berbeda dengan jaman dahulu, blog-blog jaman sekarang bisa diakses langsung dari ponsel. Salah satunya WordPress — platform blogging yang paling populer — yang mempermudah para penggunanya sehingga pengguna bisa membaca, menulis dan mengatur blognya dari ponsel dan tablet. Selain dengan aplikasi web tentunya. 

Namun yang tak berubah adalah jumlah komentarnya. Masih tetap minim. Tak lagi seramai dulu ketika belum ada jejaring sosial media dan pesan instan. Kadang-kadang saya kangen dengan aktivitas membaca komentar di banyak blog, membalas komentar di blog sendiri dan meninggalkan komentar di blog orang lain.