Rasanya arisan tante sudah lama tak terdengar. Tapi hari ini rupanya mereka mempersoalkan bersilat lidah. Coba dengar obrolan renyah para tante.
Tante 1 mengeluhkan tentang bumbu pernikahannya. “Masak tiap weekend suami aku tuh bersilat lidah tentang anak-anak, rumah, pekerjaan kantor, hobi dan seterusnya. Untung dianya pulang seminggu sekali. Coba kalo ngga, akunya yang stres.”
Tante 2 pun senada seirama dengan Tante 1. “Lu masih beruntung, jeng. Lha gue yang tiap hari ketemu, tiap hari juga bersilat lidah. Hal sekecil apa pun bisa jadi topik untuk debat kusir. Sebel, ngga tuh.”
Tante 3 berusaha menenangkan mereka berdua. “Ya, sudah jeng. Yang sabar. Suami-suami itu emang biasa seperti itu. Egois. Kurang mengerti perasaan istri. Tapi ya mau apa lagi. Sudah terlanjur menikah.”
Tante 4 menyela. “Kok, saya yang tiap saat bersilat lidah sama laki saya malah ga pernah ribut, jeng. Malah tambah mesra, lho. Malahan sering kali jadi keterusan gituan, jeng.”
Para tante lainnya memandang Tante 4 dengan pandangan heran. Tante 3 pun bertanya “Kok, bisa?”
Tante 4 merona wajahnya sambil berkata lirih “Itu lho jeng, bersilat lidah yang maksudnya French Fries.”
Tante 1 dan Tante 2 pun cepat-cepat membenarkan meski sembari dongkol “Maksudnya French Kiss, kan?”
Sontak semuanya tertawa terbahak-bahak. Ya, bersilat lidah memang tergantung konteksnya. Ada yang membuat hari-hari menjadi bete (bad mood) atau pun bete (birahi tinggi). Yah, begitulah kehidupan. Kalau Anda lebih suka yang mana, bersilat lidah atau “bersilat lidah”?
Menyukai ini:
Suka Memuat...