Hati-hati dengan Profil Palsu di Dunia Maya

Siapa pun bisa menjadi siapa pun atau apa pun yang dikehendakinya di dunia maya. Lepas dari realitas di alam nyata. Profil alias bisa dibuat, dimodifikasi atau dihapus dalam hitungan detik. Bebas dan tak berbatas. Seseorang bisa menjadi tuhan atas dirinya sendiri.

Hanya saja seyogyanya profil jadi-jadian tak dibuat untuk melakukan perbuatan yang merugikan orang lain. Seperti berita di CNN tentang Parents say fake online ‘firend’ led to girl’s suicide. Sangat disesalkan gadis 13 tahun harus mati sia-sia karena salah mencari teman di dunia yang tercipta oleh trilyunan kode binary tersebut.

Bahkan yang sudah dewasa pun bisa terjebak dalam ranah yang sebenarnya asing tersebut. Bukankah dunia maya terbentuk oleh orang-orang yang mendiami kehidupan nyata. Ada yang baik dan ada yang jahat. Ada orang-orang normal. Tentu ada pula para kriminal.

Namun tak perlu apriori dengan internet. Banyak hal positif yang didapatkan dari teknologi ini. Hanya saja sikap waspada menjadi hal yang diutamakan. Terutama bila memiliki anak-anak yang masih teramat belia yang belum menyadari bahwa ada banyak orang iseng dan beberapa ‘serigala’ yang siap mencabik ‘domba-domba’ polos tersebut.

Anda, saya dan pemakai internet masing-masing memiliki kekuatan serta kebebasan untuk memilih. Hendak menjadikan internet sebagai tempat yang lebih baik atau lebih buruk. 

13 respons untuk ‘Hati-hati dengan Profil Palsu di Dunia Maya

  1. Typo dikit bung Munggur, harusnya “Parents say fake online ‘friend’ led to girl’s suicide…

    pertanyaan, menurut bung munggur, apakah ‘anonim’ itu termasuk fake?

    Suka

  2. @goio:
    thanks koreksi atas ejaannya. betul-betul polisi EYD di blogosphere. jangan bosan-bosannya. saya suka koreksi seperti ini.

    @dianna:
    memang tak perlu dipikirkan asalkan tak membahayakan orang lain atau keluarga kita sendiri. salam kenal juga, jeng dianna.

    @ook nugroho:
    betul bung ook!

    Suka

  3. terima kasih kembali bung Munggur. Aku bukan polisi EYD, cuman kebetulan aja mbaca typo-nya. Lah wong aku sendiri juga masih sering typo hehehe…

    ngomong2… pertanyaanku kok belum dijawab… menurut bung Munggur, ‘anonim’ itu termasuk fake gak?

    Suka

  4. eh, ini bukan maksudnya ‘mempertanyakan’ bung munggur loh… ini sekedar ajakan berdiskusi…

    *note, aku juga bisa dibilang semi-anonim lah, wong nama yang dipake bukan nama asli dan data2 pribadi tidak dicantumkan hehehe

    Suka

  5. @goio:
    saya suka dengan ide peer review, termasuk typo. thanks.

    ‘anonim’ bukan fake. justru ‘pseudonym’ itu yang fake. tapi sebenarnya harus dilihat niatan pemakaian ‘topeng’.

    semi-anonim? hmm… saya pikir itu lebih bijak bung. soalnya banyak orang mereka-reka dan aneh-aneh dengan data orang lain.

    kalau menurut bung goio,’anonim’ itu fake, ngga?

    Suka

  6. bung munggur,

    menurut hemat saya (hemat atau pedit, goj?) anonim itu fake. Tentunya dengan pengertian bahwa fake itu artinya palsu. Anonim menurut aku adalah identitas palsu.

    Tapi apakah palsu di sini berarti negatif? menurut pedit saya (pedit atau hemat, goj?), tidak. Palsu, tapi bukan berarti penjahat.

    Eh, ngerti gak maksudku, bung Munggur?

    Suka

  7. Padahal palsu tidak selalu negatif bung, contohnya kecerdasan palsu (maksudnya artificial intelegence) =)… atau karakter-karakter palsu pada sebuah cerita fiksi…

    Suka

  8. betul kang….
    jangankan kok di dunia maya, di dunia nyatapun kadang kita
    suka bikin profil palsu..yang tau hanya hati kita sendiri.
    asal…ego bisa kita kendalikan,tentu gak kebablasan

    salam dari wong ndeso,

    Suka

Tinggalkan komentar