Marah

Mukanya merah padam, tak berkata sepatah kata pun dan wajahnya mengeras. Sedikit takut juga saat melihat pancaran emosinya yang baru saja meledak. Ada luapan marah di kedua bola matanya.

Yah, saya bisa maklum kalau teman saya tersebut terkunci di dalam kamar mandi. Konyol memang, tapi beberapa orang kurang bisa mengendalikan dirinya. Saat terjadi mental blocking, pikiran menjadi tak lagi jernih.

Putus asa, dia pun mendobrak pintu plastik yang rapuh tersebut. Apa boleh buat… Padahal, kalau mau sabar, dia pasti bisa membuka pintu tersebut dengan cara-cara kreatif yang lebih beradab. Lha wong saya terjebak di pintu yang sama dua kali, dan berhasil keluar tanpa harus menghancurkan pintu.

Marah memang sah-sah saja. Tapi, masalah akan terselesaikan dengan lebih baik bila ada akal sehat.

Akibat kamar mandi sudah tak berpintu, terpaksa saya urung mandi. Nasib… Mungkin seharusnya saya marah akibat pintu kamar mandi yang remuk dilanda kemarahan teman saya tersebut. Tapi, untungnya saya masih punya cukup banyak akal sehat. Syukurlah.

Tinggalkan komentar