Taat Peraturan Lalu Lintas

Video tentang pesepeda yang menghadang laju pawai motor gede atau moge di sebuah perempatan di Kota Yogyakarta menjadi trending topic di berbagai media massa dan media sosial. Ada banyak opini bermunculan dan komentar bersahutan.

Judul video itu cukup sederhana. “Semua pengguna jalan harus taat peraturan lalu lintas“.

Setelah menonton video tersebut, saya jadi ingin sedikit berkomentar.

Taat Peraturan

Semua pengendara sepeda motor, mobil, bis dan truk harus mempelajari peraturan lalu lintas sebelum bisa mengikuti ujian tertulis dan ujian praktek untuk mendapatkan Surat Ijin Mengemudi.

Masing-masing jenis kendaraan mensyaratkan kemampuan pengemudinya. Bila tak mampu, tak seharusnya mengendarai kendaraan tersebut karena bisa jadi mencelakakan diri sendiri atau orang lain.

Salah satu peraturan lalu lintas yang paling mudah adalah memahami tanda lampu lalu lintas. Lampu merah menyala maka kendaraan harus berhenti Memperlambat laju kendaraan ketika lampunya berwarna kuning. Boleh terus melaju bila lampu berwarna hijau yang menyala.

Anak-anak di bangku sekolah dasar sudah paham peraturan sesederhana itu meskipun mereka belum boleh mengendarai sepeda motor atau mobil. Anak-anak hanya boleh ikut sebagai penumpang.

Sayang sekali bila ratusan pengendara moge yang saat itu melakukan pawai bersama gagal paham dengan peraturan sederhana itu. Celakanya bila pengendara moge tersebut sebenarnya paham tapi sengaja melanggar lampu merah.

Coba bayangkan andai kata polisi benar-benar menerapkan hukuman tilang bagi para pelanggar lampu merah sore itu. Akan ada sekian ratus moge yang ‘parkir’ karena kena tilang di halaman kantor polisi yang berjarak hanya beberapa puluh meter dari lokasi kejadian.

Sungguh Berani

Salut untuk pesepeda yang berani untuk mengingatkan para pengendara moge secara langsung di tempat supaya mentaati peraturan lalu lintas. Pesepeda tersebut juga mengingatkan para polisi lalu lintas supaya menegakkan hukum sebelum dia menasehati para pengendara moge.

Sebenarnya lebih mudah untuk mengkampanyekan sadar taat peraturan lalu lintas melalui media sosial tapi sepertinya tak akan ada yang mendengarkan dan tersadarkan. Sama seperti kampanye supaya orang-orang berhenti merokok. Hasilnya nihil.

Cara yang paling ’terdengar’ gaung dan efeknya yaitu dengan langsung menunjukkan peraturan yang berlaku.

Buktinya langsung terlihat. Beberapa polisi lantas mengatur rombongan moge untuk berhenti saat lampu lalu lintas berwarna merah. Beberapa pengendara moge akhirnya berhenti sesuai dengan tanda lampu lalu lintas yang berwarna merah. Efektif.

Banyak orang mendukung aksi pesepeda yang punya nyali itu. Tapi berapa banyak orang sih yang berani melakukan apa yang dia lakukan? Apalagi kalau ada sekian puluh pengendara moge berbarengan melakukan pawai, yang umumnya pengendaranya berbadan relatif besar dan berombongan orang banyak, pastilah orang kebanyakan akan takut.

Umumnya orang berani bertindak bila merasa menang jumlah. Uniknya satu pesepeda seorang diri dengan ditemani sepedanya berani menghadang rombongan pengendara yang arogan.

Saat pesepeda tersebut berhadapan satu lawan satu dengan salah satu peserta pawai moge yang berbadan besar dan berbaju merah, bisa terlihat siapa yang sebenarnya memiliki nyali lebih besar.

Moge Bisa Berhenti di Lampu Merah

Memang reseh sih kalau mengendarai kendaraan dengan kapasitas tenaga mesin yang besar tapi harus sering berhenti di tiap perempatan lalu lintas.

Namun semua kendaraan harus berhenti ketika lampu merah menyala. Tak peduli apakah kapasitas tenaga mesinnya besar atau kecil.

Bis dengan kapasitas lebih dari 30 penumpang dan truk kontainer yang entah berapa ton barang yang mampu diangkutnya tetap bisa berhenti di perempatan ketika lampu merah menyala. Coba bayangkan kalau sopir bis dan sopir truk mendapat ijin untuk tetap melaju meski lampu merah menyala supaya mereka tidak capai karena harus sering mengerem dan berhenti? Bahaya sekali karena bis dan truk bisa menabrak kendaraan-kendaraan lainnya yang ukurannya lebih kecil.

Bukan alasan kalau moge susah untuk sering-sering berhenti. Pengendara moge sejati tahu benar bahwa dirinya harus mampu secara fisik dan mental untuk mengoperasikan kendaraan yang berkapasitas tenaga mesin yang lumayan besar tersebut.

Kalau tidak mampu mengendarai mogenya dengan baik, alangkah baiknya pengendara moge tersebut naik angkot saja. Aman bagi dirinya dan keselamatan orang lain.

Koordinator pawai moge seyogyanya harus bisa mengatur para peserta pawai. Briefing singkat menyoal manuver di jalanan harus disosialisasikan bersama. Termasuk berhenti di perempatan jalan ketika lampu merah menyala.

Meskipun peserta pawainya banyak tapi pawai juga bisa dilakukan dengan membuat kelompok-kelompok pawai yang relatif kecil. Taruh saja satu kelompok tak lebih dari 10 buah moge dan melakukan pawai secara berjarak.

Bersama Kita Bisa (Melanggar Peraturan)

Slogan ‘bersama kita bisa’ memiliki makna positif. Sayangnya slogan kebersamaan ini malah dipelintir sehingga sekelompok orang bisa melakukan sesuatu yang kurang etis.

Dalam hal ini, sangat disayangkan kalau serombongan pengendara moge melanggar tanda lampu merah berbarengan.

Memangnya ada pengendara moge yang berani melanggar tanda lampu merah di perempatan besar seorang diri? Pasti tidak. Itu malah menjadi ‘aksi bunuh diri’ karena belasan kendaraan dari arah lain akan tetap melaju karena mereka melihat tanda lampu hijau dari jalur mereka.

Berani melanggar tanda lampu merah secara berkelompok bukan sesuatu yang membanggakan. Justru memalukan. Kelihatan bahwa nyalinya muncul saat sedang bersama-sama dan menang jumlah. Itu pengecut namanya.

Namun tidak semua pengendara moge mau dan suka melanggar peraturan lalu lintas. Para pengendara moge sejati, senior dan sungguh-sungguh berjiwa bikers justru menghormati peraturan lalu lintas. Mereka menaati peraturan karena tahu benar bahwa nyawa mereka akan terlindungi di jalan saat semua pemakai jalan menggunakan fasilitas umum berupa jalan sesuai peraturan.

Sangat disayangkan ketika para pengendara moge sejati suaranya kalah lantang dengan knalpot moge yang meraung-raung ketika menasehati rekan-rekan pengendara moge lainnya yang kurang atau gagal paham tentang aturan lalu lintas.

Seyogyanya para pengendara moge bersama para polisi lalu lintas bisa menggunakan momen pawai seperti ini untuk memberikan kesadaran berlalu-lintas yang baik dan santun di jalan manapun yang mereka lalui.

Akhir Kata

Jalan umum merupakan fasilitas yang dibangun oleh negara dengan uang pajak yang dibayarkan oleh warga negara. Bila para pengendara dan pemakai jalan umum taat peraturan dan berkendara dengan santun, semua orang akan bisa berlalu-lalang dengan nyaman dan sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Peraturan lalu lintas bukan hal yang sulit untuk dipelajari dan dipahami. Juga untuk ditaati.

Tinggalkan komentar