Nasi Gudeg Malam Hari

Nasi Gudeg memang identik dengan Kota Yogyakarta. Wajar bila kota ini disebut sebagai Kota Gudeg. Masakan ini memang dapat didapati di berbagai penjuru kota ini. Nasi Gudeg biasanya dijual pada pagi dan malam hari. Meskipun begitu ada juga penjual Nasi Gudeg yang buka dari pagi hingga malam hari. Selalu ada yang berjualan Nasi Gudeg; kecuali di hari libur besar.

Bila Nasi Gudeg di pagi hari identik dengan sarapan, Nasi Gudeg di malam hari otomatis menjadi makan malam. Uniknya makan malam bisa sekira pada pukul 7 malam hingga tengah malam. Umumnya tempat yang menjual Nasi Gudeg justru laris manis ketika menjelang tengah malam. Ada antrian yang panjang sekitar pukul 10 hingga 12 malam.

Oleh karena itu, bila ingin nongkrong di malam hari ada dua alternatif. Hendak makan Nasi Gudeg untuk yang ingin makan besar atau sekedar minum hangat beserta camilan di Angkringan. Dua-duanya sama ramainya. Makin enak masakannya, makin ramai pula yang makan di tempat.

Ada salah satu ciri khas beberapa penjual Nasi Gudeg di Yogya yaitu pelayanannya yang cenderung kurang cepat. Mengambil nasi dan lauk-pauknya relatif pelan. Tak terkesan tergesa-gesa meski sudah banyak yang mengantri. Semuanya mengalir saja. Tak jarang ada satu dua orang yang menyerah antri membeli Nasi Gudeg karena tak sabar lagi. Bila pembeli berusaha agar penjualnya–biasanya ibu-ibu separuh baya atau lanjut usia–melayani lebih cepat justru membuat penjualnya merasa jengkel. Umumnya penjualnya akan membilang supaya yang beli menjadi sabar. Toh memang antri karena banyak yang beli. Semua pasti akan dilayani pada waktunya. Jadi kesabaran menjadi salah satu ‘menu’ yang sudah termasuk dalam Nasi Gudeg.

Bicara tentang sabar, rasanya tak mudah bila perut lapar. Terutama Nasi Gudeg di malam hari tentu temperatur udaranya dingin. Faktor yang membuat rasa lapar menjadi-jadi. Tapi tetaplah sabar karena namanya juga Nasi Gudeg di Kota Yogya. Tempat di mana ritme kehidupan relatif lebih pelan. Tak tergesa-gesa. Dengan begitu setiap waktunya bisa dinikmati dengan lebih bijaksana.

Makin lama menunggu antrian berdampak pada rasa lapar yang tak tertahankan. Oleh karena itu saat pembeli sudah mendapatkan Nasi Gudegnya, pembeli akan dengan sangat lahap menyantap makanan tersebut. Pertama karena rasa Nasi Gudeg yang sedap. Kedua karena memang sudah sangat lapar. Rasa Nasi Gudeg tersebut akan menjadi berkali lipat lebih enak. Apalagi bila menyantapnya bersama teman-teman atau keluarga sembari diiringi pengamen jalanan yang kerap mampir dan menghidupkan suasana. Rasanya luar biasa. Tak hanya sekedar mengudap makanan.

Dengan pengalaman kuliner yang unik tersebut, pantas bila Nasi Gudeg selalu ramai dikunjungi pembeli. Orang-orang lapar yang rela menunggu antrian demi masakan khas yang rasanya manis tersebut. Yang lalu duduk bersama-sama menikmati malam dengan lidah yang dipuaskan dan perut yang dikenyangkan.

Tinggalkan komentar