Efek Negatif Tongsis

Tongkat narsis, yang lebih sering disebut tongsis, memiliki fungsi yang positif. Pengguna tongsis bisa mengabadikan dirinya sendiri melalui kamera atau ponsel berkamera tanpa bantuan orang lain. Namun dibalik kegunaannya tersebut, tongsis memiliki efek yang negatif.

Narsis

Namanya juga tongkat narsis. Dulu kebanyakan orang lebih memilih mengambil gambar pemandangan. Sekarang latar belakang tak terlalu penting. Yang lebih penting adalah wajah sang empunya kamera. Pemandangan yang cantik hanya menjadi latar yang ada di belakang wajah narsis-yang mungkin tidak cantik. Sayang sekali bila, sebagai contoh, Menara Eiffel hanya terlihat sebagian karena tertutup wajah dan pundak si narsis.

Sedikit Interaksi

Sebelum selfie dan tongsis menjadi trend, banyak orang harus bertanya dan meminta tolong orang lain untuk mengambil gambar bila pergi sendirian. Ada percakapan. Ada interaksi. Tak jarang malah saling membantu memotretkan. Interaksi seperti itu kini menghilang karena tongsis sudah menggantikannya.

Berkurangnya Kepekaan

Disadari atau tidak, penggunaan tongsis masih membuat orang lain di sekitar menjadi heran. Mungkin pula terganggu. Terutama bila lokasinya cukup ramai sehingga tongsis secara tak sengaja terkena orang lain. Entah bahu atau kepala. Ditambah lagi dengan pengambilan gambar dengan tongsis yang cukup norak dan cukup heboh; disertai canda-tawa yang berlebihan. Gambar yang diambil pun acapkali menyertakan orang-orang lain yang tak berkaitan karena cakupan gambar menjadi lebih lebar. Ada privasi yang terlanggar di situ.

Gaya yang Berlebihan

Nah ini dia. Para pemakai tongsis sering lupa diri saat bersenang-senang dengan tongsis mereka. Terbukti dengan gaya yang aneh-aneh saat mengambil gambar. Sehingga malah menjadi perhatian publik. Tak hanya saat berjalan-jalan di luar ruang. Tongsis juga dipakai di dalam ruang. Semisal kelas, meja makan di restoran, di dalam mobil yang sedang berjalan dan di tempat tidur. Sepertinya semakin bergaya, makin puas pula acara selfie dengan tongsis.

Pegal di Tangan dan Kepala

Gaya makin aneh dan memakai tongsis dengan lama membuat tangan pegal. Salah sendiri. Kepala pun juga karena gaya kepala dimiringkan atau ditengadahkan. Supaya lebih gaya. Tak cukup sekali dua mengambil foto. Malah diulang-ulang supaya sempurna. Terutama tongsis tanpa bluetooth yang membuat tongsis berkali-kali diulurkan dan ditarik untuk mengatur pengatur waktu di ponsel berkamera.

Tongsis memang cukup fenomenal. Barang kurang penting yang ada karena kebutuhan untuk selfie yang tak terpuaskan. Ada yang menyebutnya monopod. Ada pula yang menyebutnya selfie stick. Apapun namanya, selfie hanya akan menjadi fenomena sesaat. Tak semua orang juga menyukainya. Alasannya karena terasa aneh. Alasan lainnya, yang lebih masuk akal, adalah sebaik-baiknya hasil selfie dengan tongsis tak akan sebaik hasil foto dengan tripod atau foto yang diambil oleh orang lain.

Apakah Anda memiliki tongsis? Bila ya, mungkin Anda sedang getol-getolnya berselfie. Tapi lama-lama pasti akan bosan juga.

Tinggalkan komentar